Mau sharing dikit ttg buku yg bulan lalu baru gw baca. Judulnya “Range” By David Epstein. Menarik krn menurut gw relevan sama situasi akhir2 ini & situasi masa depan. #range
Dari awal udah muncul kesan provokatif; bgm kaum generalis mengalahkan mrk kaum spesialis. Epstein ngaku klo dia riset serius ttg fenomena kesuksesan org2 yg dianggap sukses oleh dunia. #range
Dimulai dari kisah perbedaan antara Tiger Wood VS Roger Federer. Tiger Wood sejak kecil dididik ayahnya bermain golf, ayahnya menginnginkan ia fokus saja berlatih golf tanpa perlu berlatih yg lain. Akhirnya ia pun berhasil menjadi atlit golf profesional & bahkan menjadi yg terbaik di dunia. #range
Sedangkan Roger Federer, walaupun ibu kandung seorang pelatih tenis, tetapi ia “dijauhkan” dari berlatih tenis. Ia malah berlatih semua jenis olahraga. Semua ia coba! #range
Seperti kita tahu, keduanya adalah yg terbaik dibidang olahraganya masing2. Tiger atlit golf nomer satu didunia, begitupun Roger merupakan atlit tenis nomer satu dunia. Tapi keduanya mencapai kesuksesan tsb dgn cara yg berbeda. #range
Tiger sejak kecil di didik dan berusaha menjadi spesialis. Roger sebaliknya, dia memulai dgn merangkul beragam pengalaman serta sudut pandang sambil tetap dan terus berjalan maju. Hmm.. kira2, apa ya yg paling dibutuhkan oleh dunia dgn beragam tantangannya kedepan? Tiger atau Roger? #range
Jawabannya; orang yg memiliki keragaman pengalaman akan paling dibutuhkan di dunia yg penuh dgn kompleksitas! #range
Dunia masa depan, gak spt golf atau catur yg sudah punya aturan baku dlm permainannya. Dunia skrg & masa depan akan makin culas dan tidak ramah dg segala kompleksitasnya. Gak akan bisa dihadapi dg pola yg sama. #range
Yg perlu ditumbuhkan o/ kt saat ini adl keinginan utk mencoba & mempelajari beragam hal. Kemampuan “otodidak” mutlak diperlukan. Cth; ternyata banyak dari musisi besar dunia, mrk bukan org yg belajar musik sejak kecil. Mrk senang musik ktk mrk tumbuh dewasa. Sama spt kt ktk msh bayi, kt belajar bicara dulu baru setelah itu belajar baca, iya kan? #range
Bhkn klo di AS, guru disekolah yg senang mempromosikan kehebatan murid2 unggulannya, biasanya berakhir kecewa. Krn setelah murid2 tsb masuk di level lanjut, kemampuannya malah menguap. #range
Akhirnya mrk berkesimpulan klo murid2 gak harus dituntut utk segera menjawab atau menyelesaikan suatu tugas dg benar. Apalagi jk gurunya yg malah tergesa2 utk bantu jawab pertanyaan. Biarkan murid2 itu cari jawabansendiri dg b’bagai cara, dgn cara berunding bareng misalnya. #range
Biarkan para murid itu berpikir sendiri bahkan harusnya berpikir diluar pengalaman mrk sendiri pake analogi. Spt Keppler ktk menemukan daya magnet antara planet satu dgn yg lain. Keppler menemukannya bkn dg cara ia terbang ke ruang angkasa, tapi pake analogi. Dan teorinya terbukti benar. #range
Jadi, selama kita mencoba dan belajar beragam hal, sebenernya kt lg mencari “kualitas kecocokan”. Mana sih kompentensi yg paling cocok dg kualitas kita? Selama belum ketemu terus aja mencoba. #range
Banyak contoh di dunia dari para expert, mrk baru menemukan kualitas kecocokan di usia yg sudah gak lagi muda. Van Gogh misalnya, seorang maestro pelukis dunia, sebelumya ia mencoba berbagai macam profesi. Juga JK Rowling, sebelum jadi penulis Harry Porter yg sangat laris, ia malah hampir bunuh diri. #range
Cuma memang ada syarat mutlak spy kita bisa mencoba dan terus mencoba mencari kualitas kecocokan. Apa itu? Open Mind. Krn pikiran yg terbuka akan mengambil sesuatu dari setiap pengalaman baru. #range
Yg dibutuhkan adalah pikiran terbuka, bukan banyak2an pengetahuan. Krn pengetahuan sering jadi pedang bermata dua. Ia memungkinkan kita kt melakukan sesuatu tapi saat yg sama membutakan kt pd hal lain yg seharusnya bisa kt lakukan. #range
Ketika informasi sudah tersedia scr luas, kebutuhan akan seseorang utk khusus memajukan suatu bidang jd gak terlalu penting lg, krn saat ini informasi sdh disedikan oleh setiap org. #range
Yg terbaik memang kolaborasi antara generalis dan spesialis. Krn dunia itu luas sekaligus dalam. Generalis spt burung yg memiliki pandangan luas, spesialis spt katak yg detil. #range
Dan jangan biarkan org lain membuat kt merasa ketinggalan. Mungkin kita gak tau persis kita mau kemana, jadi merasa ketinggalan gak akan membantu apa2. Lebih baik pro aktif mengejar kualitas kecocokan. Nyoba segala hal. #range
From My Twitter @muhfikriaziz